Betapa Malunya Diri Saya...

By Muhammad Anshor - September 07, 2021

 


Begitu malunya diri saya kala bercermin pada nasehat Ali bin Abi Thalib. Betapa saya ini memang seorang pendosa. Astaghfirullah

Dalam sebuah riwayat, Ali bin Abi Thalib berkata :

JANGAN menjadi seperti seorang yang :

-mendambakan kehidupan penuh rahmat di akhirat tapi tak beramal untuknya.

-menunda-nunda taubat karena panjangnya angan-angan.

-Berbicara tentang dunia bak seorang yang zuhud namun ia berbuat untuk dunia sebagai pencintanya.

-Jika diberi kepadanya tidak merasa puas, kala ditahan pemberiannya ia tidak terima.

-Ia lalai bersyukur atas karunia yang didatangkan kepadanya, selalu merasa kurang dari apa yang telah didapatkannya.

-Mencegah orang lain melakukan dosa, sementara ia sendiri terus melakukannya.

-Menyuruh orang lain melakukan kebajikan sementara ia sendiri tidak mengerjakannya.

-Mencintai orang-orang yang berbuat baik tapi dia enggan melakukan kebaikan.

-Membenci orang-orang yang berbuat jahat tapi ia satu di antara mereka.

-Ia takut akan kematian disebabkan banyak dosa-dosanya tapi tidak menahan diri dari berbuat dosa.

-Bila jatuh sakit ia menyesali dirinya, saat kembali sehat merasa aman untuk berbuat sia-sia.

-Ia merasa kagum terhadap dirinya tapi bila tertimpa musibah ia merasa putus asa.

-Ketika ia dilanda kesusahan ia berdoa layaknya orang penuh penyesalan.

-Saat ia mendapatkan kelimpahan ia berpaling dengan keangkuhan.

-Merasa tertipu oleh nafsunya karena prasangkanya, tapi  tak mampu melawan nafsunya dengan keyakinan yang telah dimilikinya.

-Khawatir terhadap ( perbuatan buruk) orang lain padahal lebih kecil daripada perbuatan buruk dirinya.

-Menganggap dirinya layak mendapatkan ganjaran besar sementara amal perbuatanya sedikit.

-Bila mendapat kekayaan merasa dirinya gagah dan hebat, tetapi bila jatuh miskin merasa lemah dan hina.

-Singkat ketika beramal, namun merengek panjang kala memohon.

-Bilamana tergoda oleh syahwat nafsunya ia cepat melakukan maksiat dan mengundurkan taubatnya.

-Bila dilanda ujian  ia keluar dari ketentuan-ketentuan agamanya ( mencari pelarian )

-Begitu pandai menggambarkan pelajaran di balik kehidupan tapi ia sendiri tidak mengambil pelajaran.

-Lihai menyadarkan orang lain namun dirinya sendiri tak sadar.

-Pandai berbicara tapi sedikit beramal.

-Ia mendambakan hal fana sesuatu yang pasti akan ia tinggalkan namun mengabaikan hal-hal yang abadi untuknya.

-Sesuatu yang membawanya pada keberuntungan dianggapnya sebagai kerugian, tapi sesuatu yang akan merugikannya dianggap hal yang menguntungkan.

-Ia takut mati, tapi tidak berbuat sesuatu untuk menghadapinya.

-Menganggap besar dosa dan kesalahan orang lain namun memandang kecil dosa dan kesalahannya.

-Menganggap dirinya telah banyak berbuat dan taat kepada Allah namun menganggp remeh perbuatan dan ketaatan orang lain.

-Menganggap dirinya adalah parameter kebaikan padahal dirinya adalah penjilat.

-Duduk berfoya-foya bersama orang kaya lebih disukainya daripada duduk mengingat Allah bersama orang miskin.

-Mengecam perlakuan buruk orang terhadap dirinya, namun tidak mau dikecam perlakuan buruknya terhadap orang lain.

-Ia memberi jalan petunjuk pada orang lain namun dirinya sendiri lalai.

-Ia ingin ditaati tapi bermaksiat.

-Meminta dipenuhi haknya tapi tidak memenuhi hak orang lain .

-Takut kepada makhluk dan mengabaikan Tuhannya.

-Tidak takut kepada Tuhannya kala berurusan dengan makhlukNya.


  • Share:

You Might Also Like

0 komentar