Kata, Kejujuran, Hakikat Diri, dan Akal

By Muhammad Anshor - September 22, 2021

 


Ali bin Abi Thalib berkata:

"Jika perkataan keluar dari hati, maka ia akan berpengaruh terhadap hati, dan jika ia keluar dari lidah, maka ia tidak akan mencapai telinga."

"Barangsiapa yang telah kehilangan keutamaan kejujuran dalam pembicaraannya, maka dia telah kehilangan akhlaknya yang termulia.

"Buruk sangka melayukan hati, mencurigai orang yang terpercaya, menjadikan asing kawan yang ramah, dan merusak kecintaan saudara."

“Barang siapa yang mengetahui hakikat dirinya, maka dia telah mencapai puncak setiap makrifah dan ilmu.”

“Janganlah kalian bodoh dengan tidak mengetahui hakikat diri kalian, karena kalau kalian bodoh dengan itu, berarti kalian bodoh dengan segala hal.”

"Cukuplah pengetahuan seseorang itu, kalau mengetahui hakikat dirinya, dan cukuplah kebodohannya, kalau tidak tahu akan hakikat dirinya.”

"Kekayaan yang paling besar adalah akal (kecerdaasan). Akal tampak melalui pergaulan, sedangkan kejahatan seseorang diketahui ketika dia berkuasa

Akal adalah raja, sedangkan tabiat adalah rakyatnya. Jika akal lemah untuk mengatur tabiat itu, maka akan timbul kecacatan padanya

“Akal lebih diutamakan daripada hawa nafsu, karena akal menjadikanmu sebagai pemilik zaman, sedangkan hawa nafsu memperbudakmu untuk zaman”

“Makanan pokok tubuh adalah makanan, sedangkan makanan pokok akal adalah hikmah. Maka, kapan saja hilang salah satu dari kedua­nya makanan pokoknya, binasalah ia dan lenyap."(*).


  • Share:

You Might Also Like

0 komentar