Foto Akad Nikah. 08 Oktober 2010 |
Jika ada kata
yang melebihi makna kata ‘Terima Kasih’, maka aku ingin mengucapkan kata itu
untukmu, istriku. Sebelas tahun mendampingi orang dengan banyak kekurangan
sepertiku tentu bukan perkara mudah. Dibutuhkan kesabaran dan pengertian yang lebih
bahkan untuk sekedar bertahan.
Kesabaran dan
pengertian itu selalu ada dalam dirimu, bahkan ketika aku berada pada titik
terendah dalam hidupku. Ya, kau selalu ada menjadi support system
terbaikku.
Pernah suatu hari
kau bertanya, apakah aku bahagia bersamamu? Seakan-akan kau ragu bahwa kau telah
sangat membahagiakanku. Tapi itulah upayamu melayani suamimu ini.
Kau masih saja merasa
ada yang kurang dari pengabdianmu. Padahal sebagai istri, menurutku engkau
hampir sempurna. Aku sebagai suami, yang masih harus banyak belajar. Belajar
membaca tatapanmu, belajar memahami diammu, dan belajar untuk dapat mengeja makna yang tersirat dari kata-katamu.
Istriku, permata
hatiku, jika ada kata yang melebihi arti kata ‘Bahagia’ maka aku ingin
menggunakan kata itu untuk menggambarkan perasaanku dapat memiliki dan dimiliki
olehmu. Rasa syukur yang tak henti aku ucapkan karena bisa bersamamu dan rasa
sayang yang tak mampu dilukiskan dengan banyak puisi.
Dalam perjalanan pernikahan
kita yang sudah sebelas tahun ini, aku sadar bahwa perjuangan kita tidak selalu
mudah untuk bersama. Apakah karena jarak geografis yang saat ini menjauhkan
fisik kita atau karena frekuensi doa yang mungkin tidak lagi sama karena kesibukan
rutinitas kita. Apapun itu, kepada Allah kita bersyukur masih diberi kekuatan
untuk saling mencintai.
Mari pererat
genggam tangan kita dan jauh ke depan kita menatap. Sisa umur adalah
takdir Allah karena jumlah langkah kita telah ditentukan. Tapi berapapun sisa
langkahku, aku ingin kau yang menemani. Meskipun dengan tertatih, tuntunlah aku
ke tempat yang membuatmu tersenyum. Karena binar matamu adalah spektrum yang senantiasa
menghibur hatiku, menerangi jalanku, dan memenuhi segala harapku.(*)
Jum’at, 08
Oktober 2010 – Jum’at, 08 Oktober 2021.
Pelukmu adalah candu
Padamu aku rindu
dari aku
Yang mencintaimu
*Muhammad Anshor
0 komentar