Gambar : wallpaperislami.com |
***
PERNAH saya lihat
di Youtube, video orang yang memilih secara random beberapa warga, kemudian diberi
pertanyaan : jika sekarang di dekatmu ada Nabi Muhammad SAW, maka apa yang akan
kamu katakan, sampaikan, atau lakukan?
Hampir semua warga yang diberi pertanyaan itu menjawab dengan mata yang berkaca-kaca bahkan banyak yang menangis.
Jawaban mereka beragam dan awalnya terlihat kaget
mendapat pertanyaan seperti itu. Mungkin mereka langsung membayangkan di
hadapannya ada sosok luar biasa yang saat ini memiliki miliaran pengikut di dunia.
Khatamul Anbiya’ Wal Mursalin (penutup
para Nabi dan Rasul dan paling mulia di antaranya) yang dalam sholat kita senantiasa menyebut nama Muhammad
dan keluarganya. Kekasih Allah yang merupakan rahmat bagi semesta alam. Bahkan
Allah dan Malaikat pun bersholawat kepadanya. Lalu beberapa warga di video itu tiba-tiba
diminta untuk membayangkan Utusan Allah yang sangat mulia ini berada di dekat
mereka.
Wajar jika mereka
sangat terharu dan menangis. Nabi yang menjelang wafatnya selalu memikirkan
umatnya. Rasul yang sangat mencintai umatnya. Beliau yang memiliki syafa’at
untuk umatnya. Yang menerima wahyu yang disampaikan Malaikat Jibril. Menyebarkan Agama Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin. Yang perjuangannya
menyebarkan Islam sungguh tidak kenal lelah.
Saya pun langsung
membayangkan jika diberi pertanyaan yang sama. Apa yang akan saya lakukan atau
katakan jika di depan saya ada Baginda Nabi Muhammad SAW. Mungkin saya langsung
akan bersimpuh di kakinya, lalu menangis sejadi-jadinya.
Menangis karena segala amal ibadah yang diajarkan beliau untuk dilakukan, belum mampu saya kerjakan dengan baik.
Hal-hal dosa yang beliau larang untuk dilakukan, malah
dosa-dosa itu yang saya kerjakan. Hal-hal buruk yang beliau perintahkan untuk
dijauhi, justru hal-hal buruk itu yang saya perbuat. Astaghfirullah.
Masih pantaskah aku ini disebut sebagai umatmu wahai Nabi yang Mulia. Masih layakkah aku menjadi pengikutmu wahai yang darahnya terkucur di medan perang saat memperjuangkan dan menyebarkan agama Islam. Jangankan mengharap syafa'atmu, di akhirat nanti mungkin aku tak berani menatap wajah sucimu karena banyaknya dosa-dosaku.
Wahai Rasulullah,
seperti yang engkau ajarkan bahwa manusia jangan sampai berputus asa terhadap
rahmat dan ampunan Allah SWT, maka aku ingin berdoa, semoga di sisa-sisa hari yang masih
tersedia dari umurku, aku bisa memperoleh rahmat Allah SWT agar dapat menjadi
salah satu pengikutmu walaupun aku harus berada di barisan paling akhir.
Di bulan Rabi’ul
Awal, bulan kelahiranmu ini aku ingin belajar untuk dapat merindukanmu. Karena
aku ingin seperti mereka yang dalam hatinya senantiasa merindukanmu. Bahkan saking
rindunya, mereka tak mampu menahan tetes air matanya. Air mata tanda cinta, dari mereka yang berdoa, agar denganmu, mereka bisa bersama.
Kami bersyukur dan bergembira di bulan kelahiranmu ini. Semoga engkau, wahai Baginda Rasulullah SAW sudi melihat wajah kami di Padang Mahsyar nanti dan berkenan memberikan syafa'atmu untuk kami, Aamiin ya Rabbal Alamin.
Allahumma Shalli ala Sayyidina Muhammad wa ala Aali Sayyidina Muhammad.(*)
0 komentar